Panitia Misi Kemanusiaan untuk rakyat gaza mengatakan, mereka awalnya ingin menunda keberangkatan kapal MV Rachel Corrie pada rute akhir untuk mengambil sejumlah penumpang penting tapi akhirnya memutuskan terus berjalan sesuai rencana setelah kapal tidak dapat dihubungi selama berjam-jam.
Sementara itu, Israel mengulangi tawarannya, yang sudah ditolak oleh penyelenggara, untuk mengantarkan barang ke daratan Gaza jika kapal itu membongkar muatannya di pelabuhan Israel, Asdod. "Kami tidak punya keinginan untuk konfrontasi. Kami tidak punya keinginan untuk naik ke atas kapal. Jika kapal itu memutuskan untuk berlayar ke pelabuhan Asdod, kami akan memastikan kedatangannya aman dan tidak akan menghentikannya, " kata Direktur Jenderal Kementerian Luar Negeri Israel, Yossi Gal, dalam sebuah pernyataan seperti dikutip AFP.
Seperti diketahui bahwa Kapal kargo penuh bantuan, MV Rachel Corrie, diperkirakan mencapai Gaza, Sabtu (5/6) pagi, atau lima hari setelah pasukan Israel menghentikan aramada serupa dan menewaskan sembilan orang anggota rombongan.
"Kami sekitar 150 mil dari Gaza, terus dengan kecepatan tetap, dan berharap tiba pada Sabtu pagi," kata Jenny Graham, salah seorang aktivis Irlandia yang berada di atas kapal, sebagaimana dikatakan Ireland Palestine Solidarity Campaign, ujarnya