![]() | |||
faisal adi putra |
Praktisi telekomunikasi dan anggota ID-BlackBerry Faizal Adiputra mendukung langkah pemerintah terhadap sensor layanan internet di handset BlackBerry. Hanya saja, Faizal menyayangkan cara penyampaian informasi pemerintah terhadap masyarakat yang seharusnya bisa dilakukan lebih elegan. Menyampaikan informasi penting melalui jejaring sosial Twitter dinilai Faizal justru memancing polemik di masyarakat.”Saya rasa tidak ada yang menentang ide untuk melakukan sensor pada pornografi. Namun,karena cara penyampaiannya kurang tepat, yang terjadi pembahasannya justru melebar ke soal pengganti BlackBerry Messenger (BBM) sampai ke kedaulatan negara.
Masyarakat jadi bertanya-tanya,”katanya. Lebih lanjut Faizal mengatakan bahwa tindakan penyensoran ini tidak akan efektif tanpa dibarengi dengan edukasi sebab akses terhadap pornografi sangat sulit dibendung. ”Pornografi dapat diakses dari internet, DVD, tukar-menukar USB, dan lainnya. Saya bahkan sangat jarang menggunakan browser di BlackBerry untuk berinternet,”katanya. Mengenai keinginan pemerintah agar RIM memiliki server di Indonesia, Faizal mengingatkan, jangan sampai hal ini berujung pada beban biaya yang ujungujungnya harus ditanggung pelanggan. Dia berpendapat bahwa tanpa membangun server sekalipun, akses pemerintah terhadap enkripsi data BlackBerry yang memang aman dapat dilakukan.
”Asalkan jalurnya diformalkan. Dalam arti, ada kesepakatan antara Pemerintah Indonesia dan RIM,”katanya. Faizal juga mengungkap bahwa hal itu berarti penyedia layanan e-mail gratis seperti Yahoo! Ataupun Google juga diharuskan untuk membangun data center di Indonesia. ”Pengguna kedua penyedia e-mail itu banyak.Sementara server-nya ada di luar negeri.Kalau pemerintah mau melakukan penyelidikan, bagaimana caranya?”katanya